Picture was taken from www.wikiart.org |
jam siang musim kemarau, menakuti
hanya menyimpan kebisuan kepiting rawa
menyelitkan tulang-belulang sesamanya
pada lubang-lubang yang penuh rahasia
hingga nanti ia mati
menyaksikan akar-akar padi tak lagi memagut tanah
dalam kecemburuan
jam siang musim kemarau, mengundang
burung hujan yang merencanakan semua itu
terbang menemukan kepiting dan pohon bambu mendesak
lima patukan pada tanah
menegakkan pucuk pohon bambu yang lama letih
jutaan percikan air turun dari langit
mengisi lubang yang ditinggalkan kepiting rawa
yang sedang menari-nari di atas petak sawah
pada suatu waktu
dari puasa yang sedari setengah tahun lalu
April, 2014
0 comments:
Post a Comment