Sang Magi

by 8:18 AM 0 comments

-O Henry


I.                  Nasib dompet telah menghimpit kebutuhan kita
Sayang, namun cinta kita tetap terbuka
Walau itu penuh atau hampa sedalam luka-luka
Kehidupan kita, laksana sepasang lumba-lumba yang telah
Melayang dan tenggelam dalam lautan kehidupan
Aku sering tersedu-sedu dihadapan cermin
Yang buram oleh airmata yang jatuh, lesap dalam
lantai kayu apartmen kita, namun pada akhirnya
Telah aku rajutkan natal kita sayang
Dengan untaian rambutku yang sering kau belai
Kita gantungkan mimpi dan harapan meski diterpa
Angin yang masuk lewat celah-celah jendela
Melewati cangkir kopi yng menunggumu pulang

II.                 Detik derita telah kita lalui bersama arloji itu, sayang
Kita tak perlu lagi detik cinta yang mesti menghitung
Kasih kita, barangkali cuma perlu diikat oleh sebuah
Rantai emas yang kau beli lalu kita gantungkan pada
Tepi jendela, hingga musim dapat mengujinya dengan
Seksama, seraya kau menyisiri benih-benih keraguan
Dari rambutmu, meski sudah kuingatkan kau, cinta kita
Tidak harus terurai seperti rambutmu, atau senyata airmata
Yang jatuh saat kau bercermin, cinta kita, sayang
Akan menyambut denting terakhir lonceng hari natal



Oktober, 2014

puguh

Penulis

a lover of literature .

0 comments:

Post a Comment